Followers

Tuesday, July 6

Mengkafirkan umat islam?

Posted by Abdullah Imrran As-Sabar on 2:14 AM 0 comments

Assalamualaikum. Apa khabar semua? Lama dah rasa tak membuat coretan kat blog ni. Pelikkan tajuk kali ni. Mengkafirkan umat Islam. Apa makna semua ini kan?mesti ramai yang tertanya-tanya mengapa tajuk ini di pilih pada kali ini. Kalau anda semua perasan dengan kehangatan Facebook banyak fan-fan parti politik yang kafir mengkafirkan orang lain dengan mudah tanpa asas.

Aik?berpolitik pulak? Hehe. Nak buat macam manakan? Arus semasa kita kenala ikut dan pantau dari semasa ke semasa. Di sini ada sedikit beberapa catatan tentang As-Syahid Sayyid Quttub dan beberapa potong ayat Al-Quran

Dan bandingan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir (yang tidak mahu beriman itu), samalah seperti orang yang berteriak memanggil binatang yang tidak dapat memahami selain dari mendengar suara panggilan sahaja; mereka itu ialah orang-orang yang pekak, bisu dan buta; oleh sebab itu mereka tidak dapat menggunakan akalnya. (Al-Baqarah 2:171)

Sayyid Quthub mengkafirkan hampir seluruh kaum muslimin termasuk para Muadzin yang selalu melantunkan kalimat tauhid Ini dapat dapat dilihat pada tulisan beliau, diantara pernyataan beliau:

1. Manusia telah murtad kepada penyembahan makhluk (paganisme) dan kejahatan agama serta telah keluar dari Laa ilaha Illa Allah. Walaupun sebaian mereka masih selalu mengumandangkan Laa ilaha Illa Allah di atas tempat beradzan”.[4]

2. Manusia telah kembali kepada kejahiliyahan dan keluar dari Laa ilaha Illa Allah. Manusia seluruhnya- termasuk didalamnya orang–orang yang selalu mengumandangkan pada adzan-adzan di timur sampai barat bumi ini kalimat Laa ilaha Illa Allah tanpa pengertian dan pebuktian nyata- bahkan mereka ini lebih berat dosa dan adzabnya pada hari kiamat; karena mereka telah murtad kepada penyembahan makhluk setelah jelas bagi mereka petunjuk dan setelah mereka berada pada agama Allah”.[5]

3. “Masyarakat yang menganggap dirinya muslimah masuk dalam lingkungan masyarakat jahiliyah bukan karena meyakini uluhiyah pada selain Allah. Bukan pula karena menujukan syiar-syiar peribadatan kepada selain Allah Ta’ala akan tetapi mereka masuk dalam lingkup ini karena tidak beribadah kepada Allah saja dalam hukum-hukum kehidupannya”.[6]

4. “Orang yang tidak mentauhidkan Allah Ta’ala dalam hakimiyah- disemua zaman dan tempat- adalah orang-orang musyrik. Tidak mengeluarkan mereka dari kesyirikan ini keyakinan mereka terhadap Lailaaha illa allah dan tidak pula syiar (peribadatan) yang mereka tujukan kepada Allah Ta’ala ”.[7]

5. “Tidak ada satupun dipermukaan bumi ini negara islam dan tidak pula masyarakat muslim”.[8]

Beliau mengkafirkan masyarakat kaum muslimin yang ada karena tidak menggunakan hukum-hukum Allah Ta’ala dalam mengatur kehidupan mereka. Akan tetapi beliau mensifatkan penyembah berhala dari kalangan kaum musyrikin dengan pernyataan beliau: “Kesyirikan mereka yang hakiki bukanlah pada permasalahan ini -yaitu penyembahan berhala untuk mendekatkan diri dan meminta syafaat dihadapan Allah- dan tidak pula islamnya orang yang masuk islam karena meninggalkan permohonan syafaat kepada para berhala tersebut”.[9]

Lihatlah pernyataan beliau ini, bukankah menyelisihi firman Allah Ta’ala

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):”Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu”,(QS. An Nahl:36). Dan :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu” (QS. An Nisaa:48).

Wahai Mu’adz tahukah kamu apa hak Allah atas hambaNya, beliau menjawab: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab: “MenyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Apakah kamu tahu apa hak mereka atas Allah”. Muadz menjawab: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”. Beliau menjawab: “Tidak mengadzab mereka”. (Mutafaqun ‘alaihi).

Subhanallah! Seandainya memang benar perkataan dan pernyataan Sayyid Quthub ini, tentulah apa yang didakwahkan para Rasul tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan umat manusia. Ini sungguh kesalahan yang sangat fatal sekali.

Pemikiran takfiir ini terus merebak pada para pemuda kaum muslimin yang bersemangat, sehingga akibatnya mereka mengorbankan diri mereka untuk membom, merusak dan membunuh dengan dalih jihad suci melawan orang kafir, bahkan lebih dari itu mereka melecehkan para ulama dan mengkafirkan mereka, karena mereka tidak mengkafirkan orang yang telah kafir. Alangkah mengerikannya akibat dari pemikiran takfiir ini!

Sudah seharusnya kaum muslimin waspada kembali terhadap pemikiran-pemikiran yang merusak ini dengan menuntut ilmu agama dari para ulama dan tidak tergesa-gesa memvonis kafir (takfiir) terhadap orang lain.


0 Responses so far: