Itu dahulu. Semasa aku belum kenal apa maksudnya ‘orang asing’. Ketika aku tidak lalui kehidupan sebagai seorang yang asing. Akhirnya, aku akui, hanya orang asing yang mengenal siapakah orang asing itu. Dan orang asing sahaja yang menjadi milik orang asing itu.
Orang asing, berhijrah demi memperjuangkn survivaliti diri dan keluarganya. Orang asing, ke mana sahaja bermodalkan Allah dan rasul-Nya. Orang asing tidak menjadikan dirinya unik, tetapi mereka memperjuangkan apa yang dijuangkan oleh orang asing juga.
Bila kita menganggap diri sendiri seperti orang asing, dan melayani orang di sekeliling seperti orang asing juga, maka itulah yang menyatukan kita.
Ayuh, selami kata-kata sahabatku yang menyihirkan ini: (Baca penuh di link ini. Kalau entri begini dijadikan teks khutbah, pasti menangis jemaah mendengarnya)
We ask Allah that He make you and I among the strangers. We ask that he gives our son and daughters love for the strangers. We ask Allah that whoever that has gone astray will come back to become strangers. We ask Allah, whoever that comes to the masjid will return again to the masjid so that they can pray with the strangers.
Kenapa?
Because when the Muslims in Palestine, in Afghanistan, in Somalia, in Yemen, In Malaysia and when the Muslims wherever they are, they come out, began to pray in the Masjid as strangers, then Allah will give the earth back to them, their Quwwah, the strength back to them. Then Islam will be back.
Tiada hairan, mengapa kita disuruh meramaikan rumah-rumah-Nya bila tiba waktunya.
No comments:
Post a Comment
Yang suka berbual